Senin, 09 Agustus 2010

jalan di kotaku

menyusuri keberagaman nuansa kota Jakarta merupakan satu kisah bagaimana kita memandang sebuah sisi di tengah sisi yang lain. keironisan hingga hingar-bingar demensi aktivitas manusia tersaji dalam konteks Jakarta. Jakarta telah banyak menorehkan sejuta kisah dari ribuan manusia yang sejenak hinggap mencicipi Jakarta. ya begitulah, Jakarta memang tersaji dengan begitu ragam dinamika sosialnya, dari mulai kisah tangisan karena kelaparan hingga bergelimangnya nafsu-nafsu sang manusia karena keserakahannya. renungan yang kian memaksa saya untuk menulis ini.

jalan di kotaku memang begitu banyak dari mulai nama-nama pahlawan dan cerita-cerita rakyat yang semuanya itu diabadikan menjadi nama sebuah jalan. ya memang hanya sebuah jalan. jalan-jalan di kota itu terlalu ramah dengan pendatang yang baru saja hinggap di Jakarta, bahkan mungkin terlalu baik hingga pendatang yang tak memiliki tujuan untuk tinggal bisa sejenak menyandarkan tubuhnya dalam baringan aspal sisi jalan di malam hari. memang inilah yang terjadi. pemandangan ini sudah biasa saya lihat mungkin terbilang telah membiasakan saya untuk hanya melihat tanpa berperasaan lebih dalam dalam menanggapinya.jalan-jalan di kota di malam maupun siang hari punya banyak kisah yang muncul karena sebuah kondisi. di lampu lalu lintas, para gelandangan, pengemis dari tua hingga anak-anak sibuk dalam asa pencarian nafkah, eksploitasi hanyalah konteks atau judul dari malangnya nasib anak-anak. ya memang jalan di kotaku telah lama ada dan banyak memunculkan cerita baru. bersambung

1 komentar: